Selasa, 30 Juli 2013

IBU YANG HOBI NGEBUT



Ibuku adalah perempuan yang sangat modis dan selalu up to date dengan model anyar untuk pakaian, tas dan sepatu. Kalau hanya melihatku pasti siapapun tidak akan menyangka kalau kami adalah ibu dan anak karena kami amatlah berbeda.
Sejak aku kecil ibu hobi banget naik sepeda motor, dari mulai ke pasar, menjemput anak-anak sekolah sampai ngurusin barang kreditannya, ibu selalu pakai motor. Motor milik ibu adalah motor milik bersama, yaitu bersama ayah, namun lebih banyak ibu yang memakainya karena aktifitas ibu di luar sangat padat, tidak seperti ayah yang hanya berada di dalam kantor. Jenis motornya adalah Vespa VX. Dulu waktu aku masih SD tidak banyak perempuan yang bisa bawa motor, jadi ibu terbilang luar biasa. Gaya ibu kalau bawa motor adalah pakai topi pet –dulu belum wajib helm-, celana jeans, kemeja lengan panjang dan kacamata hitam. Namun meskipun bergaya tomboy seperti itu, ibuku tidak pernah lupa dandan.
Yang tak pernah bisa kulupa bukan hanya kesenangan ibu naik motor, melainkan ibu juga hobi ngebut! Ampun deh kalau ibu sudah pegang motor. Pernah suatu hari di Sasak Gantung sepulangku dari sekolah, entah bagaimana setang motor yang sedang dikendarai ibu menarik tas seorang anak SMP, dalam hitungan detik anak laki-laki itu terjungkal dan lehernya tepat sekali berada di roda motor, syukurlah ibu dengan cekatan mengerem motor hingga kejadian terburuk bisa terhindarkan. Namun tak ayal kami dikerubungi oleh banyak orang. Banyak diantara mereka yang mengeluarkan sumpah serapah kepada ibuku.
“Untung perempuan, kalau laki-laki mah pasti udah saya tonjokin,” begitu diantara sumpah serapah yang kudengar dan tak bisa kulupa. Pada akhirnya karena kondisi anak itu baik-baik saja, maka ibuku ‘dibebaskan’.
Kalau dihitung-hitung, sudah 3 kali ibuku berurusan dengan polisi untuk urusan ngebut-ngebut ini. Yang membuat keder adalah yang terakhir karena ibuku sudah memiliki 7 cucu dan motor yang digunakan bukan Vespa melainkan sepeda motor bebek. Selain itu jalanan yang ditempuh adalah tanjakan dan turunan.
Ibuku memang nekat, beliau kebelet banget pengen menjajal kemampuannya menaiki motor baru adikku. Hingga tanpa tedeng aling-aling ibu langsung mengambil kunci motor dan mendorongnya keluar. Kontan kami melarang ibu, namun ibu berkeras hingga akulah yang lantas membonceng ibu dengan niat mengawalnya meski aku sendiri juga takut.
Awal-awal ibu melajukan motor dengan pelan, namun memasuki jalanan yang menanjak otomatis ibu memperbesar gasnya.
“Udah cukup, Bu, kita pulang aja, yuk?” Ajakku ketakutan dengan jalanan yang menanjak tajam.
“Bentar lagi,” sahut ibu. Dan ibu mulai kumat karena setelah jalanannya sudah tidak menanjak, ibu tetap saja ngebut. Sebagai tambahan, kami dua emak-emak bertudung tidak pakai helm dalam acara ngebut itu karena ibu bilang tidak akan ke jalan raya. Memang tidak ke jalan raya, tapi jalan ke gunung! Hadeuh.
Entah datangnya dari mana, tiba-tiba saja ada mobil polisi yang mengejar kami, aku panik dan menyuruh ibu berhenti, namun ibu malah cuek saja sampai akhirnya mobil itu menghentikan laju motor ibu dengan menyalipnya, untunglah ibu memang gesit, jadi tidak sampai ada benturan antara motor dengan mobil polisi.
“Lho kenapa bukan anaknya yang bawa motor? Kan bahaya,” ujar pak polisi itu terkejut melihat ibuku. Kami hanya senyum-senyum, padahal terus terang aja aku malu banget.
Pada akhirnya bapak polisi itu mengantarkan kami pulang ke rumah. Fiuh, leganya bukan main aku saat itu. Sejak itu kunci motor disimpan secara ketat, dan sejak itu  sampai sekarang ibu tidak pernah naik motor lagi. Yang uniknya bapak polisi itu kini berteman akrab dengan keluarga kami.

6 komentar:

  1. Waaaah... ibunya enggak ikutan balapan di lapangan Merpati depan kantor Telkom aja, ^eh? He he maaf becanda. Sama dulu waktu saya kecil juga Mama pakai vespa, dan sering ngebut. Lampu merah sering diterobos. Tapi waktu itu helm belum musim Teh, tahun 1980-an.
    Bahkan bonceng anak 3 tambah 1 pembantu.^_^.
    Urusan ngebut, saya aja kalah. Saya kalem kalau naik motor.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Euleuh Teh Devy lamun ngiringan mah tambah stres atuh kitanya. Iya teh dulu tahun segitu emang belum musim helm, tos atuh ya Teh mamahnya sama-sama hobi ngebut tapi anaknya kalem. He he...

      Hapus
  2. Ibu2 sekarang lebih 'gila' ngebut malah kayaknya. Salip sana salip sini, potong jalan, lewat2 jalan tikus... Karena harus pinter nyari jalan gimana bisa antar-jemput anak2 tepat waktu :D

    BalasHapus
    Balasan
    1. Wah kalau ibu-ibu sekarang jangan ditanya mbak Junizar...lebih heboh dari bapak-bapaknya deh kayaknya, tapi kalau waktu saya kecil jarang ada ibu-ibu yang bawa motor, kebanyakan dibonceng.

      Hapus
  3. Wah ibunya mb tuuh bener2 metal deeh, nyaris mirip mama saya . Slm kenal yaa mbak

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya mbak ibuku tomboy bin metal walau udah punya cucu. Salam kenal kembali mbak, makasih kunjungannya.

      Hapus