“Mi, liburan besok kita jalan-jalan, ya? Please...” Rajuk
sulungku. Aku hanya tersenyum kecut sambil menepuk bahunya..
Siapa sih yang nggak pengen liburan? Apalagi setelah lelah
dengan belajar, belajar dan belajar karena mau menghadapi ujian nasional
seperti sulungku ini. Tapi apa mau dikata, justru di masa-masa sekarang ini
kami harus ekstra konsentrasi memikirkan pendidikan dia selanjutnya, maklum
mencari SMA bukanlah persoalan mudah, bukan hanya masalah sekolahnya di mana,
namun juga biaya dan segala tetek-bengeknya. Belum selesai memikirkan nilai
yang bakal keluar, kami sudah dihadang oleh kualitas sekolah, lingkungan dan
semacamnya, misalnya dia bisa diterima di sekolah negeripun belum tentu sesuai
dengan target pendidikan saya dan suami. Belum lagi masalah biaya, ini nih yang
sebenarnya persoalan utama yang membuat kami seolah tidak bisa beranjak dari
keinginan untuk berwisata.
Padahal kalau mau, cita-cita banget tu jalan-jalan ke
Banyuwangi. Bukan sekedar jalan-jalan, namun juga menunaikan hajat bapak saya
yang teramat sangat ingin membawa anak-anak, mantu-mantu dan cucu-cucunya ke
tanah kelahiran beliau secara lengkap.
Sebenarnya sejak anak-anak masih kecil bapak saya sudah
mengungkapkan keinginannya, namun selalu saja ada kendala, seperti tugas suami
saya, ijin anak-anak dari sekolah ataupun kondisi yang yang hamil, kebayangkan
perjalanan ke Banyuwangi itu begitu jauhnya? Biasanya bapak naik kereta api
dari stasiun Bandung. Berangkat sore sekitar pukul 5 menggunakan kereta api Mutiara Selatan,
turun Surabaya keesokan paginya, lanjut naik kereta api lagi ke Banyuwangi
dengan waktu tempuh antara 8 sampai 9 jam. Wow banget untuk kondisi diri saya
yang tidak terlalu cekatan ditambah ‘buntut’ yang sudah banyak, ditambah saya
mudah sekali terserang migren. Jadi kalau mau bepergian harus dipastikan
kondisi betul-betul dalam keadaan fit. Dan yang tak kalah pentingnya adalah
masalah biaya. Biaya semakin bengkak tatkala anak kami bertambah, dan jadilah
pembatalan demi pembatalan berulangkali terjadi. Sungguh saya tidak mau
mengecewakan bapak, namun sayangnya malah itu yang terjadi, berulangkali bapak
harus menelan kekecewaan karena saya. Doakan saya Pak, semoga saya bisa
menunaikan hajat bapak.
impian saya adalah inpian anak-anak saya juga |
Jadi kalau ditanya impian wisata atau liburan saya di mana,
dengan mantap akan saya katakan bahwa saya ingin sekali ke Banyuwangi. Bukan
saja memanjangkan tali silaturahim, namun saya dan anak-anak juga akan melihat
sebagian kecil dari tanda-tanda kebesaran Allah, seperti Pantai Pulau Merah
Banyuwangi, Kawah Ijen Banyuwangi, Teluk Hijau Green Bay, Pulau Tabuhan, Air
Terjun Lider Banyuwangi, Watu Dodol Banyuwangi, Pantai Plengkung Banyuwangi dan
beberapa tempat lagi di Banyuwangi yang pastinya sangat menawan.
Ingin lihat langsung tanah merah di Pulau Merah seperti apa, ingin menginjakkan kaki di pulau yang bentuknya menyerupai bukit kecil itu. Ingin juga melihat Kawah Ijen, pastinya tempatnya diselimuti asap belerang, ya, tapi saya penasaran dengan adanya danau belerang yang berwarna tosca dan api biru, cantik banget. Yang nggak kalah kepengennya adalah ke Teluk Hijau, ingin merasakan udara segar pantai yang bercampur dengan udara hutan tropis Taman Nasional Meru Betiri, hmmm pasti kesegarannya beda dong dengan udara Bogor. Anak-anak pasti hepi kalau dibawa ke air terjun Lider Banyuwangi secara dari yang kecil sampai yang sudah remaja hobi banget main air. Kebayang juga serunya kalau kami sempat ke Watu Dodol Banyuwangi yang terletak di desa Ketapang. Kata ibuku pemandangan di Watu Dodol sangat indah, kita dapat menyaksikan pemandangan pantai di sepanjang jalan dengan bebukitan yang berada di seberangnya, dari sini kita bahkan dapat melihat Pulau Bali! Seru nggak sih? Sudah kebayang deh kalau kami bisa sampai ke sana, kami akan tadabur alam, kami akan berfikir, merenung, hebatnya Allah yang telah menciptakan semua keindahan itu, semoga hati-hati kami jadi gemetar dibuatnya, semoga kehidupan kami tidak lalai dalam mengingat Allah setelah perjalanan ini.
Ingin lihat langsung tanah merah di Pulau Merah seperti apa, ingin menginjakkan kaki di pulau yang bentuknya menyerupai bukit kecil itu. Ingin juga melihat Kawah Ijen, pastinya tempatnya diselimuti asap belerang, ya, tapi saya penasaran dengan adanya danau belerang yang berwarna tosca dan api biru, cantik banget. Yang nggak kalah kepengennya adalah ke Teluk Hijau, ingin merasakan udara segar pantai yang bercampur dengan udara hutan tropis Taman Nasional Meru Betiri, hmmm pasti kesegarannya beda dong dengan udara Bogor. Anak-anak pasti hepi kalau dibawa ke air terjun Lider Banyuwangi secara dari yang kecil sampai yang sudah remaja hobi banget main air. Kebayang juga serunya kalau kami sempat ke Watu Dodol Banyuwangi yang terletak di desa Ketapang. Kata ibuku pemandangan di Watu Dodol sangat indah, kita dapat menyaksikan pemandangan pantai di sepanjang jalan dengan bebukitan yang berada di seberangnya, dari sini kita bahkan dapat melihat Pulau Bali! Seru nggak sih? Sudah kebayang deh kalau kami bisa sampai ke sana, kami akan tadabur alam, kami akan berfikir, merenung, hebatnya Allah yang telah menciptakan semua keindahan itu, semoga hati-hati kami jadi gemetar dibuatnya, semoga kehidupan kami tidak lalai dalam mengingat Allah setelah perjalanan ini.
Yang utama sebenarnya bukan senang-senangnya saja sudah
lihat pemandangan kece, asik dan menawan, melainkan silaturahimnya, kebayang dong di sana ada 8
adik-adik bapak saya plus keluarganya? Mereka sendiri ke Bandung kalau pas ada
acara-acara penting seperti saat bapak saya menikahkan anak-anaknya, dan karena
jarak antara Banyuwangi dan Bandung itu jauh banget, jadinya tidak semua paklek
dan bulek saya itu turut serta, melainkan giliran, so nggak bisa ketemu secara
lengkap kecuali kitanya yang berkunjung ke sana, sedangkan saya sendiri
terakhir ke Banyuwangi masih kelas 4 SD.
Tinggal saya seorang dari 4 anak bapak yang belum
pernah lagi ke Banyuwangi sejak 27 tahun yang lalu. Bapak sudah kesana membawa
anak-anak, mantu-mantu dan cucu-cucu dari kakak dan adik-adik saya, padahal
cucu terbanyak adalah dari saya. Semoga saya tidak memupuskan harapan bapak,
cita-cita bapak adalah impian saya juga.
Ya Allah wujudkanlah mimpi kami, Banyuwangi, kami akan segera datang, semoga.anak-anak yang harus "digendong" suamiku menuju Banyuwangi impian |
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusWah jadi tertarik ingin ikut ke banyuwangi juga...hehehe
BalasHapusHayu atuh Teh kita janjian ke Banyuwangi
Hapus