Urusan masak memasak bukanlah hal baru bagi saya, dari mulai
masakan sampai kue-kue, cemilan tradisional maupun yang modern sudah seringkali saya buat, namun sejak menikah, saya baru menyadari, ternyata saya masih harus
banyak belajar. sSaya masih kurang melakukan jelajah rasa pada masakan orang lain.Terbukti lidah suami tidak terbiasa dengan masakan hasil tangan saya,
walaupun beliau bilang enak, namun jika hanya dimakan sedikit, itu adalah
jawaban bahwa masakan itu belum sesuai dengan lidahnya.
Ah, saya ternyata tak sepandai yang saya kira, banyak ilmu dari
ibu saya yang tidak mampu saya lakukan, misalnya rasa masakan yang kurang ‘nendang’, entah bagaimana, meskipun segala
bumbu yang meracik ibu, namun jika tangan saya yang mengulek bumbu itu, nanti
hasil masakannya akan berbeda, seperti kurang pas dan nggak ‘kena’ di lidah.
Yang pasti saya masih harus banyak belajar karena banyak juga menu masakan ibu
mertua saya yang belum bisa pas di lidah suami. Jadinya learning by doing deh,
meskipun seringkali diri sendiri yang jadi ‘korban’ atas kegagalan masakan
yang dibuat secara coba-coba. Yang pasti senjata harus sama dengan ibuku, yaitu pakai cap Koepoe-koepoe buat masakan atau cemilan, kalau merk lain kurang pede.
Tidak semua resep coba-coba membuat saya jadi 'korban', kerapkali pula acara coba-coba membuahkan hasil yang
manis, seperti ceker bumbu ‘hitam’ pesanan suami saya ini. Jadi ceritanya sewaktu dinas
suami saya menonton acara masak-masak yang isinya tentang masak ceker, saking
kepengennya, pulang dinas beliau langsung borong ceker di tukang ayam
langganannya. Jelas saja saya gelagapan ditantang masak ceker dengan syarat
bumbu harus hitam, kepikirannya sih pake bumbu rawon atau kluweknya, namun kata
suami di resep nggak ada pakai kluwek apalagi bumbu rawon, tapi beliau nggak
ingat bumbunya apa saja. Yang jelas hasil cekernya rasa gurih-gurih manis,
sedangkan bumbu-bumbu yang ada di rumah kurang lengkap, tapi aku merasa pede karena ada lada cap Koepoe-koepoe yang baru dibeli anak saya seminggu yang lalu Jadinya dengan nekat saya cemplung-cemplungin deh bumbu yang
ada, hasilnya? Sungguh di luar dugaan, suami sangat senang dan surprise dengan
rasanya. Katanya resep coba-coba saya kali ini bikin greget, hihihi.
Berikut resep ceker bumbu ‘hitam’ coba-coba buatan saya :
Bahan :
1kg ceker
Bumbu :
10 butir besar bawang merah
5 butir besar bawang putih
1 ruas jari kunyit
5 butir kemiri
2 sendok makan ada hitam
1 sendok teh lada putih cap Koepoe-koepoe
1 sendok makan garam atau sesuai selera
1 butir gula merah atau sesuai selera
1 sendok makan fermipan
5 sendok makan kecap manis
2 sendok teh Thyme kering
Cara membuat :
1.
Ceker dicuci bersih lalu dipotongi kuku-kukunya.
2.
Ceker lalu dicampur gula, garam dan fermipan,
diamkan selama kurang lebih 1 jam
3.
Presto selama kurang lebih 1 jam dengan api
kecil
4.
Haluskan bawang, merah, bawang putih, thyme, kunyit
dan lada hitam
5.
Tumis bumbu halus sampai harum lalu masukkan
kecap dan lada putih,
tuang air sisa presto kurang lebih 100 ml
tuang air sisa presto kurang lebih 100 ml
6.
Masukkan ceker presto, aduk-aduk, angkat setelah
air meresap dan agak kering
7.
Ceker bumbu hitam siap disajikan.
penampakan ceker bumbu hitam yang tak terlalu hitam |
Sekilo ceker langsung tandas
hanya dalam waktu beberapa menit saja, karena walaupun tulangnya tidak berhasil
lunak, namun daging cekernya langsung bisa makleb
masuk mulut tanpa ada yang nempel sedikitpun di tulang. Tahu rahasianya? Rahasianya adalah karena
saya merendamnya dulu pakai fermipan, maksud hati ingin membuat tulangnya lunak
tanpa menghancurkan cekernya, eh ternyata sebelum lunak sudah saya matikan
prestonya, walau begitu justru ceker yang seperti inilah yang diingini bapaknya
anak-anak, beliau bilang malah nggak suka sama ceker yang tulangnya lunak, yo weslah, jadilah resep coba-coba ini
jadi andalan menu ceker berikutnya.
Dari jaman saya kecil dulu, ibu saya kalau bikin kue atau es dari mulai ovalet, SP atau TBM, Baking Powder, Soda kue
maupun essens dan pewarna makanan nggak pernah pakai merk lain kecuali cap
Koepoe-koepoe, sampai-sampai saya mengira hanya cap Koepoe-koepoe saja penyedia
berbagai ‘senjata’ masak itu, jadinya sampai sekarang nggak pede kalau nggak
pakai cap Koepoe-koepoe. Namun khusus lada putihnya, ada cerita tersendiri.
Sebelumnya saya kurang suka memakai lada halus, karena biasanya aromanya tidak
sekuat lada yang masih butiran, namun karena waktu itu anak kedua saya yang
belanja, tanpa konfirmasi dulu dia langsung saja beli lada putih cap
Koepoe-koepoe dengan netto 85 gram itu. Jelas saja saya langsung ngomel, bukan
karena harganya yang tergolong mahal hanya untuk sekedar beli lada, yaitu Rp.
30.000, namun karena saya memang kurang sreg sama lada halus, kurang greget
gitu pada masakannya. Namun anak saya ternyata punya alasan kuat, yang pertama
adalah karena merk-nya sudah biasa dipakai oleh ibu dan eyang putrinya,
sedangkan alasan kedua adalah karena waktu dia beli ada hadiah saos sambalnya,
hihihi anak dan emak sama ijonya kalau sudah masalah beginian. Yah, marahnya
jadi nggak lanjut deh, apalagi waktu dihitung-hitung ternyata beli lada putih
yang ini lebih hemat daripada yang sachetan, belum lagi ditambah hadiah saos
sambalnya yang lumayan mahal.
Namun untuk menghilangkan
penasaran, maka sore itu juga aku mengeksekusi masakan yang sudah pasti
menggunakan lada, yaitu sop. Betapa leganya setelah tahu ternyata rasanya sama
dengan kalau aku memakai lada butiran. Seneng banget dong pastinya, jadinya
bilang makasih deh sama anak saya, jadi nyesel juga kenapa nggak dari dulu pakai
lada putih Koepoe-koepoe, kan saya nggak harus susah ngulek-ngulek lada. Ya
sudahlah, semua dijadikan pelajaran.
#CurhatanRasa
Waaah, ceker bumbu hitam yang boleh juga neeh....
BalasHapusSaya jadi lappperrr ini, Mbak :)
Mari silahkan dieksekusi resepnya Ustad, insya Allah maknyoss :)
HapusEnaakk banget itu mak, soalnya aku suka banget sama ceker ayam..
BalasHapusBisa dicoba nih Mak, syedap lho
Hapusthank infonya gan
BalasHapushttp://obattradisionalacemaxs.net/obat-tradisional-kanker-serviks/
Sama-sama
Hapuswoo baru tahu kalao fermipan bisa buat mengempukkan daging ayam..
BalasHapussalam kenal
Bukan untuk mengempukkan Mbak tapi untuk menjaga supaya dagingnya nggak hancur sewaktu dipresto.
HapusWa, saya juga baru tahu fungsinya fermipan untuk masakan, mak. Cuman tau itu untuk bikin kue aja, hihihi. *ketauan jarang masak* Produk cap koepoe2 juga paling taunya yg bumbu spekuk doang, buat bikin kue. Baru tau ada lada putihnya...
BalasHapusBtw, apa mungkin si fermipan ini berpengaruh sama rasanya ya? jadi penasaran...
BTW. Walaupun sebenarnya saya nggak bisa makan ceker, tapi keluarga di rumah suka. makasih resepnya ya mak... TFS