Minggu, 22 Oktober 2017

Melahirkan Dibidani Suami

Masuk bulan Oktober entah mengapa dada saya begitu berat, apalagi mendekati tanggal 20. Tanggal itu adalah hari lahir Muhammad Al Fateh anak bungsu saya setahun yang lalu.
Setahun yang lalu, di tanggal 20 Oktober sejak ba'da Subuh sebenarnya saya sudah merasakn kontraksi, tapi karena mas suami baru pulang dari mendaki gunung Salak dengan kondisi badan beliau yang 'babak belur' : kaki bengkak dua-duanya, badan untuk ruku saat salat aja miring-miring karena sakit dan tangannya yang sakit, akhirnya membuat saya tidak mengutarakan keinginan saya untuk periksa. Siapa sih yang tega melihat kondisi suami seperti itu?
Nyatanya sampai lepas Isya belum ada kontraksi yang lebih hebat lagi, hanya sekali-sekali. Sampai akhirnya sekitar jam 9 malam baru terasa kontraksi yang lebih kuat. Saya bolak-balik ke kamar mandi memastikan bahwa rasa mulas saya ini benar-benar kontrakasi, bukan mules karena kebanyakan makan pedes😅
Suami yang sudah istirahat selepas Isya karena kondisi badannya yang kurang fit, tiba-tiba terbangun, mendekati saya lalu setengah berbisik, "gimana? Udah kerasa ya?" Tanyanya. Ih, dari mana ya? Kan saya diem aja?
"Udah istirahat aja, Mas, aku gakpapa kok," sahutku berharap aku melahirkan saat kondisi suami sudah pulih.
Tiba-tiba rasa mendesak di bawah perut semakin terasa, aku terbirit-birit ke kamar mandi, namun rupanya mas suami mengikuti. Dia menunggu di luar kamar mandi dan bertanya apa yang kurasakan, dia mau mengantar ke bidan atau dokter, tapi aku menggeleng dan tiba-tiba tak mampu berjalan. Suami memapah ke kasur dan bisa ditebak apa yang saya lakukan? Saya mengedan sekuat tenaga karena sudah tidak kuat! Dorongan mengedan yang kuat membuat saya sudah tidak peduli apakah saya berhadapab dengan bidan atau suami sendiri. Suami berasa bidan😆
Alhamdulillah bayi putih gendut dan ganteng lahir dengan selamat di rumah. Kulitnya putih bersih dan langsung saya beri inisiasi menyusui dini. Alhamdulillah suami gaj perlu antar saya ke klinik atau rumah sakit dengan kondisinya yang masih kesakitan begitu. Namun akhirnya semua kerempongan itu dilakukan dari A sampai Z oleh mas suami, dari mulai memoting tali pusar, mengeluarkan ari-ari, memandikan bayi sampai menguvur ari-ari selesai malam itu juga, dibantu oleh anak-anak yang sudah beranjak remaja. Ini anak gadisku yang membantu lahiran sekaligus memvideokannya sambil berlinangan air mata :
 Dia si ganteng lucu kesayangan si sulung :

#ODOPOKT20

1 komentar: