Jumat, 13 Oktober 2017

Perjumpaan dengan Sahabat

Sejak mengenal Facebook sekitar tahun 2009, orang pertama yang saya cari tentulah sahabat-sahabat terdekat. Namun sayang, setiap kali mencari setiap itu pula saya harus menelan kecewa.
Sampai sekitar akhir 2016 tiba-tiba dua sahabat yang saya cari itu meminta pertemanan di Facebook. Rasanya gimana? Tentu exited banget ya? Sampe gak habis-habisnya ngobrol bertukar kabar setelah 20 tahun hilang kontak.
Namun ada satu hal yang mengecewakan, yaitu salah satu sahabat yang akhirnya bertemu kembali itu ujung-ujungnya memprospek saya. Tahu dong rasanya diprospek? Rasanya jengah ya, apalagi sama sahabat yang sudah sekian lama tidak bertemu. Yang menyedihkan adalah setiap kali saya mencoba menghubungi dia untuk sekedar say hello atau bertukar kabar, lagi-lagi dia menanyakan saya udah ada niat belum untuk jadi member, dan karena sudah akrab dari dulu maka keluarlah kalimat-kalimat khas seperti : kerja itu bukan kerja keras tapi kerja cerdas, kalau kamu melewatkan kesempatan ini berarti kamu berada di antara orang-orang yang bodoh itu. Jangan menyesal kalau kamu lihat temanmu udah sukses sementara hidupmu masih terkatung-katung. Aaaargggghhh kenapa persahabatan yang indah itu harus dibumbui hal-hal bersifat materi seperti itu sih?
Namun pertemuan saya dengan sahabat saya yang satu lagi malah mengharu biru. Perubahan drastis dari gadis lugu yang tidak pernah bisa lepas dari tisue di setiap kesempatan, telah bertransformasi menjadi ibu rumah tangga solehah dan memiliki cahaya mata yang lumayan banyak meskipun masih lebih banyam saya 😅
Selain bertukar kabar saya dan sahabat saya ini banyaj bertukar pikiran dan ilmu-ilmu agama serta cara menyikapi berbagai hal. Dulu waktu masih sebangku dengan saya di sekolah anaknya susah sekali diajak diskusi (menurut saya), bahkan membicarakan pelajaranpun sedikit sekali. Jadi biarpun sebangku kami jarang ngobrol, anehnya pas udah emak-emak, jauh pula dia di Padangsidempuan dan saya di Bogor kami malah bisa ngobrol seru. Apalagi kalau ngobrolin teman-teman SMA atau tingkah anak-anak kami (anak saya 7 sedangkan anaknya 5) maka kami lupa deh mau nyupir, masak dan lain-lain (bagian ini harus jadi perhatian
 Ini dia sahabat saya yang hilang dan akhirnya bisa kembali bertemu :
Maafkan sobatmu yang sering nebeng buat pinjem komputer ya. Dulu saya belum punya komputer tapi sudah sering kirim tulisan dan dimuat di media massa. Pas tahu sahabat saya ini punya komputer, nebenglah saya ngetik di rumahnya, aturan aksi nongkrong saya di depan kompinya dilabeli banderol layaknya warnet ya, tapi dia mah gratisan, yang penting temannya hepi. Duh, kalau ingat masa-masa itu sedih, merasa bersalah banget. Syukur alhamdulillah Allah masih memanjangkan silaturahmi kami dengan bertemu kembali meskipun baru hanya di dunia medsos. Semoga Allah pertemukan kami juga di dunia nyata 😇
#ODOPOKT12


2 komentar:

  1. Pasti senang sekali ketemu kawan lama....

    BalasHapus
  2. Aamiin.. Senangnya bisa reuni tipis2 ya. Semoga barokah :)

    BalasHapus