Selasa, 03 Oktober 2017

Mengelola Susah Hati

Siapa yang tidak pernah merasakan sakit hati? Semua orang pasti sudah pernah merasakannya. Sakit hati membuat hati jadi susah, susah hati. Susah hati itu kalau diingat-ingat terus akan jadi penyakit jiwa.
Dari susah hati jadi sedih, dari sedih jadi derita dan sengsara, ujung-ujungnya kecewa dan akhirnya putus asa.
Saya pernah menemani seorang ibu yang suaminya berpangkat lebih tinggi dari suami saya. Kami mengunjungi seorang ibu juga yang kebetulan pangkatnya lagi-lagi lebih tinggi dari suami saya. Berkunjung ke rumah seseorang itu biasa saja, yang tidak biasa adalah saat cangkir teh yang disuguhkan ternyata tidak ada yang untuk saya. Teh hangat itu khusus disediakan untuk ibu yang pangkat suaminya lebih tinggi itu. Bagaimana rasanya hati saya saat itu? Udah pasti nyesek. Bukan masalah tehnya tentu saja, namun perlakuan orang itu pada saya. Rasanya pengen marah, tapi buat apa?
Memiliki keistimewaan dunia bukanlah segala-galanya sekalipun tidak salah memilikinya. Kebahagiaannya sementara atau kebahagiaan tipu daya, tidak sampai ke ujung, akhirnya kecewa.
Kebahagiaan bersama Tuhan adalah hakiki sejati, kekal abadi. Tuhan adalah segala-galanya, keistimewaan dunia tidak memilikinyapun tidak mengapa. Tapi kalau kehilangan Tuhan maka segala-galanya tidak ada arti apa-apa. Tapi kalau dapat kedua-duanya yaitu dapat Tuhan, miliki dunia juga sudah pasti menambah bahagia.
Bahagia dengan Tuhan tidak cukup percaya saja sekalipun banyak ibadahnya. Bahagia dengan Tuhan haruslah kenali Dia kemudian bisa takut dan cinta dan yakin pula dengan peranan Tuhan. Apa yang Allah lakukan kepada kita tidak pernah ada yang sia-sia. Apa yang Allah lakukan kepada kita biarpun secara lahiriahnya kelihatan negatif maupun positif sudah pasti ada hikmah dan pengajarannya. Allah adalah Tuhan yang Maha Suci dari menganiaya. Kalau kita pandai menerimanya, di situlah ada kebahagiaan. Kalau kita paham apa maksud Allah, maksud Allah melakukan segala sesuatunya kepada kita, insya Allah kita ridlo dan jiwa akan tenang.
#ODOPOKT2

7 komentar:

  1. MashaAllah...Umi.
    Kadang saya sering disibukkan dengan aksesoris duniawi Agar tampak indah di mata orang lain teh...mesti gimana yaa?

    Ternyata inilah jawabannya.

    `Tuhan adalah segala-galanya, keistimewaan dunia tidak memilikinyapun tidak mengapa. Tapi kalau kehilangan Tuhan maka segala-galanya tidak ada arti apa-apa.`


    Astaghfirullah...
    Semoga hanya di hadapan Allah sajalah, kita ditampakkan kebaikan.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Aamiin, memang butuh perjuangan kok. Bagaimanapun juga kita pasti tetep pengen jaga image alias jaim di hadapan orang😅

      Hapus
  2. Kebahagiaan bersama Tuhan adalah hakiki sejati, kekal abadi. Tuhan adalah segala-galanya, keistimewaan dunia tidak memilikinyapun tidak mengapa. Tapi kalau kehilangan Tuhan maka segala-galanya tidak ada arti apa-apa. Tapi kalau dapat kedua-duanya yaitu dapat Tuhan, miliki dunia juga sudah pasti menambah bahagia.

    _____

    Shohih...
    Masyaa Allaah...
    Kitalah yang butuh Allah SWT

    BalasHapus
    Balasan
    1. Iya Mbak, betul, Allah sama sekali gak perlu kita tapi Allah juga yang bujuk kita supaya dekat pada-Nya. Ya Allah😢

      Hapus
  3. Ya saya nggak bisa ngebayangin perasaan mbak ngalami hal seperti itu, mungkin bila dalam posisi yang sama juga pasti ngerasain hati yang sakitnya pake banget, tapi ya benar dalam kondisi seperti itu ingat Allaah bisa bikin hati jadi lebih tenang :)

    BalasHapus
    Balasan
    1. Dan menghilangkan rasa sakit hatinya itu makan waktu lama Mbak. Kalau bukan didikan suami mungkin saya udah dendam sama sesembak itu 😅

      Hapus
  4. Masih mencari kebahagiaan itu dan masih berharap mendapatkannya

    BalasHapus